THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Pages

Kamis, 18 April 2013

Tugas Softskill

Teknologi Sistem Informasi Perbankan
1.      Perkembangan teknologi komputer di Perbankan

Semakin majunya teknologi di dunia transaksi perbankanpun mulai mengunakan teknologi berbasis komputer untuk mempermudah transaksi dengan nasabah. yang tadinya melayani nasabah dengan harus bertemu / nasabah datang ke cabang2 bank yang disediakan oleh bank yang dia gunakan untuk menabung/infertasi menjadi lebih mudah karena bank mulai mengunakan teknoligi berbasis komputer dan sekarang sudah bisa mengakses lewat internet bahkan dengan mobile “HP” dengan SMS sudah banyak diterapkan bank.
            Dalam dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan       mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam   proses inovasi produk dan jasa seperti :
            -     Adanya transaksi berupa Transfer uang via mobile maupun via teller.
            -     Adanya ATM ( Auto Teller Machine ) pengambilan uang secara cash secara 24 jam.
            -     Penggunaan Database di bank – bank.
            -     Sinkronisasi data – data pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat Bank.
            Dengan adanya jaringan computer hubungan atau komunikasi kita dengan klien jadi lebih             hemat, efisien dan cepat. Contohnya : email, teleconference.
            Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin    silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online,          sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung     dengan internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang    memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
            Pada dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan         mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam   proses inovasi produk dan jasa. Seperti halnya pelayanan electronic transaction (e-    banking) melalui ATM, phone banking dan Internet Banking misalnya, merupakan       bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank yang mengubah pelayanan transaksi manual         menjadi pelayanan transaksi yang berdasarkan teknologi.
2.      Kriteria pemilihan teknologi perangkat lunak perbankan
            Lembaga keuangan di Indonesia, termasuk bank, sudah lebih cepat dan intensif     dibandingkan sector atau jenis industri lainnya dalam menerapkan teknologi computer            dalam memberikan pelayanannya ke nasabah. Jasa-jas ini meliputi pembayaran         komputerisasi (pemindahan dana melalui computer dengan fasilitas jaringan komunikasi      datanya); jasa penyetoran dan pengambilan dana secara otomatis melalui ATM atau           berbagai jenis kartu plastic; homebanking dan internet banking serta fasilitas pelayanan        lainnya. Beberapa contoh jenis teknologi computer tersebut diantaranya mesin         Automated Teller Machine (ATM), berbagai jenis kartu kredit, Point of sales (POS),   electronic fund transfer system, dan otomatisasi kliring.
            Fungsi teknologi informasi (TI) telah mengalami perubahan dan perkembangan pesat         pada decade terakhir ini. Fungsi TI yang semakin khusus mendorong setiap bank untuk membentuk bagian, departemen, atau unit kerja khusus tersendiri. Walaupun struktur     tersebut tergantung pada berbagai factor misalnya skla bisnis dan beban kerja, tetapi unit          kerja tersebut mencerminkan 2 aspek kegiatan yaitu aspek pengembangan teknologi dan             aspek operasionalnya.
            Fasilitas pengolahan data yang tersedia di bank saat ini merupakan hasil kemajuan             teknologi dan kebutuhan untuk menjalankan operasi secara sistematis dan baik sesuai       dengan aliran masuk dan keluar dana bank. Fasilitas tersebut berfungsi untuk menangani, memilih, menghitung, menyusun, melaporkan, dan mengirimkan informasi. Jadi             penggunaan TI di bank dimaksud adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi             pengelolaan data kegiatan usaha perbankan sehingga dapat memberikan hasil yang             akurat, benar, tepat waktu, dan dapat menjamin kerahasiaan informasi (sesuai peraturan            Bank Indonesia).
            Fungsi TSI yang tepat tidak terlepas dari criteria pemilihan jenis teknologi yang akan         digunakan oleh bank. Sistem aplikasi computer yang digunakan di bidang perbankan          harus bisa mengakomodasikan semua kebutuhan bank dan sesuai dengan ketentuan            otoritas moneter (salam hal ini adalah Bank Indonesia). Hal ini memerlukan pemilihan            software computer mengingat jenis software yang ada dan ditawarkan di pasar relative             banyak. Secara umum pemilihan ini berdasarkan kesesuaian antara kapasita bank dengan   fasilitas atau kemampuan software yang akan dipilih sehingga investasi yang telah          dikeluarkan benar-benar efektif dan memberikan nilai tambah terhadap bank.
            Sebagai contoh, Bank yang kapasitasnya relative kecil, misalnya Bank Perkreditan             Rakyat atau BPR kurang relevan bila menggunakan system aplikasi computer yang     menyediakan fasilitas transaksi dalam valuta asing atau pengelolaan giro. Hal ini    mengingat bahwa BPR tidak boleh melakukan transaksi dalam valuta asing dan tidak ikut         dalam lalu lintas pembayaran giral. Penggunaan software tersebut menjadi tidak efisien     dan biaya investasinya lebih besar dibandingkan dengan nilai tambah yang dihasilkannya.
            Kriteria pemilihan software computer perbankan yang baik sesuai dengan kebutuhan         bank secara umum berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut:
            1. Kemampuan dokumentasi atau Penyimpanan Data
            Jenis dan klasifikasi data bank yang relative banyak harus bisa ditampung oleh software    yang akan digunakan, termasuk pertimbangan segi keamanan datanya. Jumlah nasabah           serta frekuensi dan jumlah transaksi harian yang besar memerlukan memory computer   yang besar, selain memerlukan kecepatan prosesor yang tinggi juga. Sebagai contoh BPR        kurang efisien jika menggunakan mesin besar, misalnya AS/400 dalm operasionalnya            karena kapasitas dan cakupan geografis BPR biasanya relative kecil.
            2. Keluwesan (Flexibility)
            Operasional bank selalu berkembang dengan kebutuhan yang berubah-ubah dan mungkin bertambah di kemudian hari walaupun informasi dasarnya tetap sama. Kondisi ini harus bisa diantisipasi oleh perangkat lunak computer sampai batas-batas tertentu. Setiap bank    mempunyai system dan prosedur yang mungkin berbeda meskipun data atau informasi             dasar yang diolahnya sama. Perangkat lunak computer yang fleksibel dapat digunakan       oleh dua bank yang kapasitasnya sama tetapi system dan prosedurnya berbeda.
            3. Sistem Keamanan
            Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trusth), bank memerlukan system        keamanan yang handal untuk menjaga kerahasiaan data atau keuangan nasabah; serta          mencegah penyalahgunaan data atau keuangan oleh pihak lain yang tidak bertanggung      jawab. Software computer perbankan yang baik harus menyediakan fasilitas pengendalian dan pengamanan tersebut.
            4. Kemudahan penggunaan (user friendly)
            Pengertian mudah dioperasikan bukan berarti setiap pemakai (user) bisa mengakses ke       software tersebut tetapi petugas yang memang mempunyai kewenangan mudah          mengoperasikan proses yang menjadi tanggung jawabnya. Tahap input, proses, dan    output yang dilakukan pada software tersebut tidak menjadi penghambat dalam kegiatan            perbankan secara keseluruhan. System aplikasi computer yang baik bahkan dapat   mendeteksi kesalahan pengoperasian yaitu dengan memberikan error message dan         memberikan petunjuk pemecahan masalahnya.
            5. Sistem Pelaporan (Reporting system)
            Data atau informasi yang dibutuhkan harus bisa disajikan dalam bentuk yang jelas dan      mudah dimengerti. Bank memerlukan laporan-laporan yang lengkap dan jelas tersebut terutama dalam proses pemeriksaan (audit) atau penyajian laporan yang bisa dimengerti          oleh pihak-pihak yang berkempentingan dengan harapan keuangan setiap bank menjadi    lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.
            6. Aspek Pemeliharaan
            Kinerja software perbankan diharapkan relative stabil selama bank beroperasi. Kondisi      ini memerlukan aspek pemeliharaaan yang baik, dalam arti secara teknis tidak sulit   dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang relative mahal. Pemeliharaan ini juga menyangkut pergantian atau perbaikan teknis peralatan dan modifikasi atau             pengembangan software.
            7. Source Code
            Software perbankan biasanya merupakan program paket yang sudah di-compile sehingga menjadi excecutable file. File program tersebut relative tidak bisa dirubah atau         dimodifikasi seandainya bank menginginkan perubahan atau fasilitas tambahan dari           software tersebut. Kondisi ini bisa diatasi jika pihak bank mempunyai dan memahami        software tersevut dalam bentuk bahasa pemrograman aslinya atau source code.
3.      Struktur Informasi dan hubungan antar subsistem aplikasi bank
A. Hubungan antar Subsistem
Sistem informasi keuangan merupakan bagian penting dari struktur informasi di berbagai lembaga keuangan. Meskipun sering dinamakan sistem general ledger, sistem informasi keuangan sebenarnya adalah sistem pelaporan dan pengendalian keuangan menyeluruh yang tidak hanya sebatas fungsi-fungsi rutin yang mencakup pemeliharaan general ledger sebuah lembaga. Sistem ini merupakan salah satu dari dua sistem yang memayungi kegiatan bank. Sistem yang lainnya adalah sistem informasi nasabah (customer information system). Jika seluruh aktivitas bank sudah menggunakan sistem aplikasi maka jumlah subsistem atau modul aplikasinya akan semakin banyak.
Pengertian sistem aplikasi perbankan adalah penggunaan komputer dan alat-alat pendukungnya dalam operasional perbankan yang meliputi pencatatan, penghitungan, peringkasan, penggolongan, dan pelaporan semua kegiatan di bidang perbankan. Kegiatan tersebut bisa meliputi administrasi, akuntansi, manajemen, pemasaran, atau bidang lain yang mendukung kegiatan perbankan.
Proses komputerisasi pada kegiatan-kegiatan operasional perbankan tersebut selain dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas operasional perbankan dalam melayani costumer atau nasabah, juga memberikan data dan informasi yang akurat bagi manajemen perbankan. Data dan informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan dalam penyusunan strategi selanjutnya dengan tujuan, antara lain, untuk menjaga kestabilan kredibilitas dan likuiditas lembaga perbankan tersebut.
Sistem aplikasi komputer perbankan yang lengkap dan terintegrasi satu sama lain mencakup:
sistem informasi keuangan (financial information system);
sistem pengolahan transaksi (transaction processing system);
sistem pengolahan aplikasi (application processing system);
sistem keputusan manajemen (management decision system); dan
sistem informasi nasabah (customer information system).
Untuk kasus bank-bank di Indonesia, bisa dikatakan belum ada sistem aplikasi bank yang bisa dikategorikan sebagai fully integrated. Sistem aplikasi yang bisa dikatakan hampir semua bank sudah menerapkan sebagian atau seluruhnya adalah sistem pengolahan aplikasi (application processing system) yang berkaitan dengan pengelolaan dana masyarakat (deposit application system). Sistem aplikasi yang akan dikaji dalam modul pelatihan ini adalah aplikasi general ledger, aplikasi tabungan, dan aplikasi giro.
A. Aplikasi General Ledger
Sistem Aplikasi General Ledger bersifat Integrated banking operational system dengan memakai jaringan kerja komputer yang saling berhubungan dengan seluruh kegiatan operasional aplikasi perbankan. Yakni, mulai dari proses pembukuan sampai dengan pelaporan keuangan bank serta penerapan sistem On Line antar-bagian atau antar-cabang.
Sistem informasi keuangan bisa menyediakan informasi untuk berbagai tujuan, yaitu
(1) pelaporan periodik,
(2) informasi historik,
(3) laporan ke otoritas moneter (Bank Indonesia),
(4) laporan konsolidasi,
(5) perencanaan laba dan anggaran,
(6) pelaporan kinerja, menghitung tingkat, hasil, dan berbagai rasio keuangan, (7) akuntansi biaya, dan
(8) output untuk sistem lain.
Fasilitas tambahan yang terdapat pada berbagai sistem informasi keuangan meliputi informasi saldo rata-rata, memasukkan transaksi pada hari sebelumnya, pembangkitan transaksi secara otomatis, deskripsi transaksi otomatis, perbaikan pemasukan data, implosion dan eksplosion transaksi, pemasukan data secara on line, pelayanan on line, pembuatan berbagai bentuk laporan, sistem keamanaan, pembuatan laporan gabungan, perhitungan pajak, konversi nilai tukar mata uang, dan prosedur tutup tahun. Sedangkan karakteristik tambahannya adalah berupa fleksibitas sistem informasi keuangan tersebut.
A. Sistem Aplikasi Tabungan dan Sistem Aplikasi Giro
Penerapan sistem aplikasi tabungan dan sistem aplikasi giro pada dasarnya adalah mengubah pengolahan data dari sistem manual yang bersifat prosedural atau langkah-langkah pelayanan tabungan untuk menjadi pengolahan data dengan menggunakan komputer. Secara umum penggunaan sistem aplikasi ini tidak mengubah pengertian atau prosedur-prosedur mengenai tabungan yang berlaku standar untuk setiap bank. Perbedaan yang ada lebih bersifat pelayanan terhadap nasabah, perhitungan bunga secara otomatis, dan cara pelaporan (reporting).
Kemampuan sistem aplikasi tabungan dan giro berbeda-beda antara satu bank dan bank lainnya. Sebagai contoh, ada sistem aplikasi tabungan dan giro yang bisa mengakomodasikan sistem on line, tetapi masih ada bank yang menggunakan sistem aplikasi tabungan dan giro yang hanya bisa dioperasikan off line dan hanya terpasang di satu komputer (stand alone). Perbedaan kemampuan dan kapasitas sistem tersebut menyebabkan banyaknya berbagai jenis sistem aplikasi tabungan dan giro yang digunakan oleh bank-bank di Indonesia, baik yang dikembangkan sendiri oleh sumber daya intern bank maupun yang dibeli dari vendor atau software house.
Sistem aplikasi tabungan dan sistem aplikasi giro yang akan dipelajari di sini adalah aplikasi yang memungkinkan diterapkannya sistem on line dan bisa digunakan oleh banyak pengguna (multi user). Kedua aplikasi ini juga telah terintegrasi atau terhubung dengan aplikasi general ledger sehingga pada pembuatan laporan neraca, sistem aplikasi tabungan dan sistem aplikasi giro tidak perlu memasukkan (input) ulang ke aplikasi general ledger tetapi secara otomatik dilakukan posting.